TNI menyiagakan armada dan pasukan tempur di Tarakan, Kalimantan
Utara, terkait penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Militan Abu Sayyaf --
ANT/Fadlansyah
Metrotvnews.com, Jakarta: Kasus
penyanderaan 10 warga negara Indonesia (WNI) oleh Kelompok Abu Sayyaf di
Filipina tidak boleh dianggap sepele, karena jika dibiarkan akan
menjadi preseden amat buruk bagi keamanan kawasan Asia Tenggara. Oleh
sebab itu, pemerintah Filipina diharapkan memberikan izin pada pasukan
Indonesia membantu usaha pembebasan sandera.Thursday 14 April 2016
Militer Filipina Bentrok dengan Abu Sayyaf, Pemerintah Klaim 10 WNI Masih Aman
IMID Militer Filipina terlibat bentrok dengan ratusan kelompok militan Abu Sayyaf, Sabtu (9/4/2016) pagi, saat berusaha membebaskan 10 WNI yang disandera militan tersebut.
Bentrok terjadi antara Batalyon Infanteri 44 Filipina dengan tak kurang dari 120 orang yang dipercaya sebagai kelompok Abu Sayyaf. Sedikitnya 22 orang tentara Filipina terluka.
’’Bentrokan itu terjadi di Distrik Banguindan, Kota Tipo-tipo, Pulau Basilan. Waktu kejadian sekitar pukul 08.00 pagi (waktu setempat),’’ ujar juru bicara Komando Mindanao Barat Filemon Tan, sebagaimana dilansir Inquirer.com, Sabtu (9/4/2016).
Wednesday 13 April 2016
kelompok Abu Sayyaf seperti ingin menyampaikan pesan bahwa Pemerintah Filipina lemah
IMID Pengamat Terorisme Ali Fauzi menuturkan, kelompok Abu Sayyaf seperti ingin menyampaikan pesan bahwa Pemerintah Filipina lemah dalam melakukan negosiasi atau melawan aksi mereka.
Pesan ini disampaikan Abu Sayyaf dengan kerap melakukan penyanderaan terhadap sejumlah orang asing.
Warga negara Indonesia bukan lah yang pertama kali disandera. Ia menyebutkan, banyak warga negara asing lainnya seperti Jerman, Kanada dan Jepang yang lebih dahulu mereka sandera.
"Lebih dari itu mereka ingin menunjukkan eksis kepada dunia bahwa kelompok Abu Sayyaf masih berwujud dan eksis," kata Ali saat dihubungi, Rabu (13/4/2016).
Ia mengaku kenal betul dengan kelompok Abu Sayyaf karena pernah bersama-sama mereka dulu.
Adik Amrozi tersebut menambahkan, ia pun amat mengenal Raddulan Sahiron, pimpinan kelompok Abu Sayyaf.
Raddulan, kata dia, banyak kehilangan anggota keluarganya dalam satu pertempuran dengan tentara Filipina.
Selain itu, Raddulan pun cacat seumur hidup karena peluru yang ditembakkan oleh tentara Filipina.
"Sebetulnya ini lebih kepada dendam yang berkepanjangan dari kelompok Abu Sayyaf,"
Subscribe to:
Posts (Atom)