Thursday 14 April 2016

Anggota Komisi III Harap Filipina Izinkan Indonesia Bebaskan Sandera

Anggota Komisi III Harap Filipina Izinkan Indonesia Bebaskan Sandera
TNI menyiagakan armada dan pasukan tempur di Tarakan, Kalimantan Utara, terkait penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Militan Abu Sayyaf -- ANT/Fadlansyah



Metrotvnews.com, Jakarta: Kasus penyanderaan 10 warga negara Indonesia (WNI) oleh Kelompok Abu Sayyaf di Filipina tidak boleh dianggap sepele, karena jika dibiarkan akan menjadi preseden amat buruk bagi keamanan kawasan Asia Tenggara. Oleh sebab itu, pemerintah Filipina diharapkan memberikan izin pada pasukan Indonesia membantu usaha pembebasan sandera.


"Kami berharap dalam waktu dekat ada perubahan sikap yang signifikan dari pemeritah Filipina, karena waktu terus berjalan dan ancaman keselamatan bagi sandera kian hari kian besar," kata anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Menurut Dasco, Indonesia-Filipina merupakan negara sahabat. Jadi wajar jika kedua negara saling membantu, Filipina membantu menyelamatkan sandera dan Indonesia membantu menghadapi pemberontak Abu Sayyaf.

"Masalahnya adalah, saat ini pemerintah Filipina belum mengizinkan Indonesia mengirimkan pasukan untuk membantu pelepasan sandera," ujar Dasco.

Pemerintah Filipina beralasan, menurut konstitusi Filipina 1987, pangkalan militer, pasukan, dan fasilitas militer asing tidak diperbolehkan berada di Filipina. Dasco menilai, dalam konteks hukum internasional sebenarnya sikap pemerintah Filipina tersebut masih bisa dinegosiasikan.

"Ada tiga hal yang bisa dijadikan alasan pelibatan Indonesia dalam pembebasan sandera," tutur Dasco.

Alasan pertama, menurut Dasco, kawasan Hutan Tipo Tipo, Basilan, memang secara de facto dikuasai Kelompok Abu Sayyaf. Karena itu, pengiriman pasukan Indonesia dapat disamakan dengan pengiriman ke daerah yang tidak ada kekuasaan, seperti halnya Somalia.

"Alasan kedua, secara prinsip kehadiran pasukan Indonesia adalah untuk membantu pemerintah Filipina menghadapi pemberontak separatis yang mengganggu keamanan," ucap Dasco.

Karena itu, pasukan Indonesia yang hadir di Filipina bukanlah sebagai musuh. Tetapi justru sebagai sahabat.

Sedangkan alasan ketiga, secara teknis pasukan Indonesia akan berkoordinasi dengan militer Filipina dengan batasan waktu dan wilayah operasi yang sepesifik.

No comments:

Post a Comment